Selasa, 25 Mei 2010

Once upon a shit

Gue nggak percaya sama yang namanya live happily ever after. Gue pikir, para putri-pangeran yang bisa saling jatuh cinta dan langsung mempertaruhkan nyawa demi pasangannya padahal baru tau muka itu sangat konyol dan fetish kecantikan. Gue yakin kalau itu kehidupan nyata, para putri-putri lemah yang cuma bersenjatakan kekuatan kebaikan hati dan tampang itu bakalan berakhir dengan mangkal di pinggir jalan, bersedia dibawa pulang siapa aja yang bertampang ganteng kayak pangeran. Dan gue mempertimbangkan kemungkinan para pangeran ganteng itu bisa aja ngebawa pulang si putri dengan tujuan lain. Pemerkosa. Penculik. Psikopat. Pengoleksi ginjal.
Happily ever after itu sangat tidak terdefinisi, sobat. Mungkin aja the real ending bisa kayak di bawah ini.


Cinderella
Ngingetin gue sama Lala dan Ibu Peri. Hahaha.
 

Snow White
Puhlease. Kalau aja Snow Whitey hidup di game RPG,
mungkin dia malah diperbudak sama para dwarf itu buat nambang
instead of nyanyi-nyanyi di rumah tengah hutan.


Little Red Riding Hood 
Which is my favorite. No prince, no falling in love
at first sight, and the story is simply attractive.


Sleeping Beauty
Pangeran menempuh bahaya memerangi naga dan tanaman berduri
untuk membebaskan putri berusia 100 tahun lebih, yang mungkin
aja udah keriput, udah beleran, udah panuan, udah kekurangan gizi
selama 100 tahun. Tsk.


Jasmine from Aladdin
C'est cool.

Belle from Beauty and The Beast
Plastic Beauty and The Beast. Modern Belle. Ah. Life.


Ariel from Little Mermaid
HAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH


Lucunya, unlike another girls, gue nggak pernah memimpikan my own prince on the white horse ketika kecil. Gue emang mencibir konsep pangeran-putri happily ever after ini dari dulu, bahkan ketika gue kecil, gue udah mengernyitkan kening melihat Snow White mau aja diboyong pulang si pangeran entah darimana, (siapa tau juga dia bukan pangeran) dan nggak ngambil pelajaran untuk nggak percaya sama orang asing setelah diracun oleh nenek-nenek entah darimana. Tapi kalo dipikir-pikir, sedikit memori genit bahagia seorang anak perempuan kecil adalah salah satunya mendambakan pangerannya datang menjemput dari atas kuda putih, kan?
Oh, well, setidaknya dulu gue sangat menikmati menonton fairy tales itu. Sampai sekarang gue nggak akan nolak diajak nonton ulang fairy tales Disney, yang ngomong-ngomong sekarang gue jadi pengen nyari download-annya di Youtube.

Label:

1 Komentar:

Blogger [r i n] mengatakan...

=)) well, you would probably like this one: http://listverse.com/2009/01/06/9-gruesome-fairy-tale-origins/

I found it quite interesting tho *kicked*

10 Juli 2010 pukul 03.30  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda